Reggy Hasibuan (30) menggagas “Malang Eco City”, sebuah konsep kota yang hijau, ramah lingkungan dan didukung dengan partisipsi aktif warga yang ada di sekitar Malang. Hal ini tercetus olehnya ketika ia sudah tak lagi merasakan udara segar dan kicau burung yang biasanya ia nikmati sejak kecil di kota Malang, Jawa Timur.

Reggy yang merupakan seorang Climate Champions British Council ini mengungkapkan bahwa ia berkuliah di Bandung sejak umur 18 tahun, dan ketika pulang ke Malang, kabut di pagi hari dan kicau burung tidak menyambutnya lagi. Baginya, parameter sederhana untuk melihat udara masih bersih adalah dengan banyaknya makluk hidup di udara. Jika masih banyak burung yang beterbangan, berarti udara daerah itu masih bersih.

Selain hilangnya kabut dan burung, di Malang yang merupakan kota kelahirannya tersebut, ia menemukan begitu banyak pohon tua yang tidak dirawat. Bahkan ada pohon yang mati karena di bawahnya dijadikan tempat untuk membakar sampah. Hal tersebut ia sampaikan bulan November lalu di perhelatan Eco City Workshop yang diadakan British Council dan Indonesia Wise.

Gagasan Eco City tidak sekedar mimpi bagi Reggy lulusan Universitas Parahyangan Bandung. Ia mewujudkan mimpi itu dengan mendirikan NGO Anomali yang merupakan wadah bagi anak-anak muda yang concern dengan lingkungan. Di bawah Anomali ini, ia mendirikan satu kegiatan yang bernama Urban Environmental Watch. Tidak hanya teori mengenai lingkungan yang ia cari, namun juga opini dan pendapat dari orang-orang, khususnya di bidang pendidikan.

Reggy berkeliling ke beberapa sekolah dan mewawancarai guru serta murid.Kebanyakan dari mereka memang merasakan suhu Malang yang makin naik, namun tidak tahu apa penyebabnya dan bagaimana mengatasinya. Sayangnya, ia mendapati bahwa perubahan iklim tidak disinggung sedikit pun dalam materi pelajaran di sekolah. Maka, bersama rekan-rekan di Anomali, ia menggagas kegiatan-kegiatan kreatif yang melibatkan anak muda seperti menanam pohon bersama-sama. Namun jauh di balik itu, kepedulian akan lingkungan harus dimulai dari diri sendiri, sehingga selain penanaman pohon, masyarakat juga harus merawatnya.

Beberapa kegiatan yang pernah dilaksanakan Reggy antara lain adalah Environmental Debate (2004), Bird Watching (2008), dan Tree Caring (2009). Untuk tahun 2010, sejumlah aktivitas telah siap dijalankan, seperti Green Audit, Waterway Monitoring (memonitor saluran air), dan Street Children Recycling Project, yang mana semua program ini ia sesuaikan dengan kondisi kota Malang.

Baca Juga : Fotografer Wedding Wonogiri